POTENSI ALAM KABUPATEN MAPPI, PAPUA


POTENSI ALAM KABUPATEN MAPPI

Oleh : Albert Christianus Takjemu

KATA PENGANTAR


            Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan Rahmat dan Kasih karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang sederhana ini  dengan baik. Makalah ini dibuat agar pembaca dapat mengetahui potensi – potensi alam yang ada di Kabupaten Mappi. Makalah ini menguraikan tentang beberapa potensi alam Mappi yang dapat dimanfaatkan dan dikelola sebagai komoditi yang bernilai ekonomis bagi penduduk di sekitarnya.
Penyusun menyadari masih banyak sekali kekurangan  dalam menyusun makalah ini, maklum penyusun masih dalam tahap belajar

                                                                        penyusun









DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
B.     Rumusan masalah
C.     Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A.    Potensi alam yang ada di Kabupaten Mappi.
B.     Potret pengolahan potensi alam Mappi saat ini.
C.     Strategi Pemanfaatan dan pengolahan Potensi Alam Mappi.
D.    Kendala pemanfaatan dan pengolahan  potensi alam Mappi.
E.     Sumber Daya Manusia Mappi.

BAB III PENUTUP

A.    Kesimpulan dan saran



BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar belakang
Papua merupakan Provinsi yang berada dibagian timur  Nusantara. Sebagian  besar wilayah Papua adalah hutan hujan tropis yang  sangat sulit untuk ditembus. Sumber  Daya Alam (SDA) yang melimpah, sebagian besar belum mampu dikelolah oleh manusia Papua. Kendala dalam mengelolah alam disebabkan oleh Potensi Sumber Daya Manusia (SDM) yang masih lemah. Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah daerah dalam meningkatkan sumber daya manusia, agar kekayaan alam yang ada di Papua dapat dikelola sebagai sumber ekonomi yang signifikan bagi masyarakat Papua.
Sumber daya alam yang sangat melimpah, yang berada diatas tanah, di dalam tanah dan didalam air serta berbagai hewan yang hidup dengan pesat di Papua,  oleh karena itu  Papua di juluki sebagai Surga kecil yang jatuh ke bumi. Penduduk setempat dalam mencari kebutuhan hidup saat ini belum mengalami  kesulitan, karena alam masih menyediakan makanan untuk kebutuhan sehari-hari. Mata pencaharian penduduk Papua pada umumnya adalah berhutan (beburu dan meramu).Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan teknologi yang berkembang dengan pesat, diharapkan mampu membantu masyarakat Papua dalam mengolah kekayaan alamnya. Akses yang sangat sulit serta biaya yang cukup mahal, merupakan salah satu kendala sehingga banyak potensi di Papua belum dapat di manfaatkan.
Geografis wilayah Papua terbagi menjadi beberapa bagian yaitu  dataran tinggi dan pegunungan, gunung -gunung serta dataran rendah yaitu rawa –rawa. Papua bagian selatan geografis  wilayahnya berbentuk dataran rendah. Papua bagian selatan memiliki empat Kabupaten yaitu; Kabuten Merauke, Kabupaten Boven Digoel, Kabupaten Asmat dan Kabupaten Mappi. Kabupaten Mappi merupakan Kabupaten pemekaran dari Kabupaten Merauke.
Kabupaten Mappi di secara resmi menjadi Kabupaten pada tahun 2002. Kabupaten Mappi memiliki luas wilayah mencapai 28. 518 Km2, terletak di antara 06º.28′ - 56º4′ LS dan 139º.2′ - 11º0′ BT. Terbagi menjadi 15 Distrik, 136 kampung, dengan batas – batas sebagai berikut yaitu:  sebelah utara berbatasan dengan  Kabupaten Asmat, sebelah timur  berbatasan dengan Kabupaten Merauke, sebelah barat  berbatasan dengan Kabupaten  asmat dan laut Arafuru dan sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Boven Digoel.
Berdasarkan geografis wilayah, Kabupaten Mappi sebagian besar berbentuk rawa – rawa. Kabupaten Mappi yang berkedudukan di Kepi, kota ini di juluki sebagai kota sejuta rawa, karena daratan yang satu dengan yang lain di pisahkan oleh rawa yang luas. Transportasi yang digunakan penduduk dalam melakukan aktifitas sehari – hari untuk menjangkau desa yang satu dengan yang lain,  mengunakan kole – kole (perahu yang terbuat dari pohon).Potensi alam Kabupaten Mappi yang melimpah dan masih utuh,  baik yang berada dialam tanah, diatas tanah maupun di dalam air belum dapat di manfaatkan dan di kelola menjadi potensi alam yang produktif bagi masyarkat sekitarnya. Potensi alam seperti Pohon gaharu, pohon karet, anggrek berbagai jenis, Sarang  semut (Myrmecodia) dan masih banyak lainya adalah potensi alam yang berada diatas tanah, dan tumbuh subur. Geografis wilayah yang unik, karena sebagian daratannya berbentuk pasir putih, pulau – pulau kecil diantara luasnya rawa. Kekayaan potensi alam yang ada masih utuh menunggu untuk dapat dikelola sebagai sumber ekonomi masyarakat Mappi.
B.  Rumusan masalah
1.      Apa saja  potensi – potensi alam yang ada di Kabupaten Mappi?.
2.      Bagaimana mengolah potensi alam yang ada di Kabupaten Mappi?.
3.      Apa kendala dalam memanfaatkan potensi di Kabupaten Mappi?.
4.      Bagaimana Sumber Daya Manusia Mappi?.
C.  Manfaat dan Tujuan penulisan
1.      Mengetahui potensi – potensi alam di Kabupaten Mappi.
2.      Mengetahui pengolahan dan pemanfaatan alam Mappi saat ini.
3.      Mengetahui cara memanfaatkan potensi alam Mappi.
4.      Mengetahui kendala pengolahan potensi alam Mappi.
5.      Mengetahui Sumber Daya Manusia Kabupaten Mappi.


BAB II

PEMBAHASAN


A.  Potensi Alam Kabupaten Mappi

1.      Pengertian sumber daya alam menurut para Ahli
Sumber daya alam (SDA) adalah segala sesuatu yang berasal dari alam yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, Yang tergolong di dalamnya tidak hanya komponen biotik, seperti hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme, tetapi juga komponen abiotik, seperti minyak bumi, gas alam, berbagai jenis logam, air, dan tanah( Barow.M: 2010). Menurut Surya Negara (1977), sumber daya alam adalah adalah unsur – unsur alam, baik fisik maupun hayati yang diperlukan manusia dalam memenuhi kebutuhanya guna meningkatkan kesejahteraan hidup. Sumber daya alam adalah lingkungan dan bahan – bahan mentah yang dapat digunkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dan mensejahterakaanya.( Israd dalam soerya negara:1977)
Berdasarkan beberapa penyataan para ahli tentang sumberdaya alam maka dapat disimpulkan bahwa Sumber Daya Alam (SDA) adalah sumber daya alam adalah segala sesuatu yang berasal dari alam dan memiliki nilai baik yang berasal dari dalam tanah, diatas tanah, dan di udara, serta  penggunaanya dapat memberi manfaat bagi manusia.




2.      Sumber Daya Alam Mappi
Kabupaten Mappi dengan wilayah yang sebagaian besar rawa – rawa memiliki potensi alam yang melimpah seperti: Kayu Gaharu, pohon karet, kayu damar, sarang semut, angrek berbagai jenis, serta rawa yang luas yang terdapat berbagai jenis ikan seperti gurame dan lain – lain.
Potensi alam yang tersedia, dimanfaatkan masyarakat sekitar dalam memenuhi kebutuhan keseharian. Potensi alam yang berada di Mappi dalam pemanfaatan dan pengolahan belum menjadi sebuah komoditi yang menghasilkan bagi masyarkat setempat; potensi alam Mappi yang memiliki nilai komoditi ekonomi bagi masyarkat dan Daerah antara lain :

1)      Kayu Gaharu
Gaharu yang merupakan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) yang mempunyai nilai ekonomis tinggi untuk bahan industri parfum, dupa dan obat-obatan. Gaharu dihasilkan oleh pohon-pohon terinfeksi yang tumbuh di hutan tropika dan memiliki marga Aquilaria, Gyrinops dan Gonystilus yang keseluruhannya termasuk dalam famili Thymelaeaceae (Heyne, 1987). Marga Aquilaria terdiri dari 15 spesies, tersebar di daerah tropis Asia. Enam diantaranya ditemukan dan telah banyak dikenal masyarakat Indonesia yaitu A.malaccensis, A. microcarpa, A. hirta, A.beccariana, A. cumingiana dan A. Filarial.Aquilaria malaccensis di Indonesia, ditemukan terutama di Bangka, Jambi, Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua (Sitepu et.al, 2011).
Gaharu adalah kayu berwarna kehitaman dan mengandung resin khas yang dihasilkan oleh sejumlah spesies pohon dari marga/genus Aquilaria, terutama A. malaccensis. Resin ini digunakan dalam industri wangi-wangian karena berbau harum (Wikipedia). Kabupaten Mappi memiliki hutan yang luas dan ditumbuhi oleh pohon gaharu yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Saat ini keberadaan kayu gaharu semakin langka karena di buru, dari kayu dan akar yang sudah mati, bahkan sampai menebang pohon yang masih hidup. Kegiatan perburuan kayu gaharu tersebut tidak dibarengi dengan penenaman kembali oleh masyarakat sebagai bentuk investasi lahan gaharu masa depan.
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi industri serta adanya perubahan paradigma dunia pengobatan untuk kembali memanfaatkan tumbuhan alami (back to nature), produk gaharu saat ini dibutuhkan selain sebagai bahan industri wewangian (parfum) dan kosmetika juga dibutuhkan sebagai bahan obat herbal untuk pengobatan stress, radang ginjal, lambung, liver, tumor, kanker, dan lain lain (Sumarna, 2002).
Saat ini masyarakat Mappi mengalami kesulitan dalam mendapatkan kayu gaharu. Alat pencarian yang sederhana dengan mengunakan besi yang didesain sebagai alat pelacak kayu gaharu. Kegiatan ini dilakukan dari hutan yang satu ke hutan yang lain, namun untuk mendapatkan kayu gaharu sudah sangat sulit. Pengetahuan kegunaan kayu garahu sebagai bahan dasar dari berbagai produk kesehatan dan lainya  baik untuk industri maupun untuk kebutuhan manusia, belum di ketahui oleh masyarakat Mappi secara luas. Minimnya  pengetahuan dan sosilalisai akan pemanfaatan potensi alam seperti gaharu, yang menyebabkan kegiatan mengolah  dan memanfaatkan lahan yang ada, gaharu belum dapat dilakukan oleh masyarkat, dalam menciptakan hutan produktif serta memberi kontribusi dalam peningkatan ekonomi.

2)      Sarang  semut (Myrmecodia)
Sarang Semut adalah istilah untuk menyebut genus myrmecodia, suatu genus tanaman mirmekofita epifit yang berasal dari Asia Tenggara dan kepulauan besar yang terbentang sampai Queensland, Australia. Istilah Myrmecodia berasal dari bahasa Yunani myrmekodes yang berarti "mirip semut" atau "dikerumuni semut". Sarang semut tumbuh pada dahan atau batang tumbuhan dan banyak ditemukan didaerah papua. Di alam, akar umbi Sarang Semut biasanya terjuntai pada cabang-cabang tanaman tanpa jumlah substrat yang signifikan, sehingga bergantung kepada proses simbiosis untuk kebutuhan nutrisinya.
Bagian dalam batang sarang semut berbentuk rongga bersekat-sekat,menyerupai labirin dan biasa dijadikan tempat tinggal koloni semut. Koloni semut yang tinggal di dalam rongga batang spesies Myrmecodia pendans adalah Iridomyrmex cordatus. Keunikan sarang semut terletak pada interaksi semut yang bersarang pada umbi yang terdapat lorong-lorong di dalamnya. Kestabilan suhu didalamnya membuat koloni semut betah berlama-lama bersarang di dalam tanaman ini. Dalam jangka waktu yang lama terjadilah reaksi kimia secara alami antara senyawa yang dikeluarkan semut dengan zat yang terkandung di dalam buah sarang semut. Akar sarang semut tidak berfungsi sebagai penyerap unsur hara, hanya sebagai pengikat terhadap pohon inangnya. Sarang semut mengandung flavonoid, tanin, antioksidan tokoferol (vitamin E) dan beberapa mineral penting untuk tubuh seperti kalsium, natrium, kalium, seng, besi, fosfor dan magnesium. Flavonoid merupakan antioksidan alam yang mampu bertindak sebagai pereduksi radikal hidroksil, superoksida dan radikal peroksil (Harun dan Syari 2002 dalam Nurjaman, 2015).
Tanaman ini menghantarkan sari makanan dan air melalui bongkot coklat keabu-abuan yang mengembang dan ditumbuhi duri-duri. Batangnya yang tebal dan tidak bercabang terbungkus oleh klipeoli dan alveoli yang juga mengandung duri dan dipenuhi oleh daun-daun kecil. Tanaman ini tumbuh sumbur pada pohon di pigir – pinggir sungai yang ada di Mappi yang sampai saat ini belum di manfaatkan dan dikelola oleh masyarkat.

3)      Pohon Karet
Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi didalam upaya peningkatan ekonomi rakyat dan  devisa Negara. Karet (termasuk karet alam) merupakan kebutuhan yang vital bagi kehidupan manusia sehari-hari, hal ini terkait dengan mobilitas manusia dan barang yang memerlukan komponen yang terbuat dari karet seperti ban kendaraan, conveyor belt, sabuk transmisi, dock fender, sepatu dan sandal karet (Chairil anwar : 2001).
Karet mempunyai arti penting dalam aspek kehidupan sosial ekonomi masyarakat antara lain sebagai komoditi devisa, sebagai lapangan pekerjaan, dan  sumber penghasilan ekonomi petani karet. Kabupaten Mappi memiliki hutan yang banyak ditumbuhi oleh pohon karet, namun hutan itu belum mampu di bentuk dan direkayasa dengan melakukan  pengolahan dan pemanfaatnyan sehingga menjadi sumber penghasilan penduduk Mappi.


4)      Kayu Damar
Damar adalah salah satu jenis getah yang didapatkan dari jenis pohon damar. Damar didapatkan dengan memanen dari getah tanaman damar yang masih segar. Proses untuk mendapatkan damar seperti proses untuk menyadap getah pada pohon karet. Damar banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku industri pembuatan vernish, lak, tinta, cat, korek api, plastik, campuran karet, kotak radio,lilin, bahan isolator, obat-obatan, dan bahan peledak (de Foresta et al. 2000).
Pohon damar banyak tumbuh didaratan Kabupaten Mappi,namun pengolahan potensi alam ini belum di lakukan sebagai hutan non kayu yang menjadi sumber penghasilan dan kontribusi bagi daerah dan  dalam peningkatan ekonomi penduduk sekitar.

5)      Angrek
Potensi alam yang dapat dikembangkan sebagai tanaman hias adalah anggrek. Kabupaten Mappi di beberapa wilyahnya tumbuh subur berbagai jenis tanaman anggrek. Anggrek merupakan tanaman hias yang mempunyai nilai estetika tinggi. Bentuk dan warna bunga serta karakteristik lainnya yang unik menjadikan daya tarik tersendiri sehingga banyak diminati oleh konsumen (Sabran et al., 2003).
Pada perkembanganya anggrek menjadi tumbuhan yang di gemari dari waktu  ke waktu. Upaya yang harus dilakukan dalam mencegah kerusakan dan kepunahan perlu dilakukan pembudidayaan Anggrek sebagai usaha yang membantu perkekonomian penduduk.

B.     Potret Pengolahan dan Pemanfaatan  Potensi Alam Mappi saat ini
Potensi alam Kabupaten Mappi seperti kayu gaharu, pohon karet, sarang semut (genus myrmecodia),Damar, Anggrek berbagai jenis, belum di manfaatkan sebagai komoditas daerah yang memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi. Saat ini pengolahan  dan pemanfaatnya masih belum dilakukan sebagai kegiatan yang dapat memenuhi kebutuhan ekonomi masyarakat. Penduduk setempat memanfaatkan potensi alam tersebut apabila ada permintaan pengusaha dari luar daerah  yang datang ke Mappi.
Keadaan ini membuat penghasilan serta  mata pencaharian penduduk  yang tidak tetap, karena bergantung pada pengusaha-pengusaha yang mencari dan mengolah potensi alam di Mappi. Kegiatan musiman, yang selalu berganti berdasarkan permintaan pengusaha. Sebuah pertanyaan yang  sesuai dengan realitas saat ini yaitu;  Apakah sumber daya alam seperti  kayu gaharu, karet, damar, anggrek ataupun sarang semut menjadi barang yang benilai ekonomi ketika di cari oleh pengusaha?. Sebagai contoh;(a) apabila pengusaha yang datang menginginkan kayu gaharu,  maka hampir sebagian masyarakat Mappi mencari kayu gaharu di hutan, akan tetapi, jika kebutuhan akan kayu gaharu terpenuhi, maka masyarakat akan kesulitan dalam mencari pengusaha lain dalam menjual kayu gaharunya. (b) dan apa bila pengusaha meninginkan karet, maka sebagian masyarkat Mappi menlakukan kegiatan penyadapan karet, apabila kebutuhan pengusaha karet telah terpenuhi, masyarkat juga kesulitan dalam menjual getah karet.
Potensi alam Mappi seperti kayu gaharu, karet, damar, anggrek dan sarang semut belum mendapat perhatian khusus dari Pemerintah dan masyarkat Mappi  dalam memenuhi kebutuhan dan meningkatkan ekonomi.Semakin meningkatnya  kebutuhan masyarakat mengakibatkan kelangkaan dan menurunkan jumlah mutu sumber daya alam yang ada.
Potensi alam Mappi saat ini belum sepenuhnya di kelola dan dimanfaatkan sebagai lahan penghasilan yang tetap bagi  masyarakat. Hutan yang terdapat banyak potensi  seperti Pohon damar, pohon karet, pohon gaharu sebagian sudah rusak akibat penebangan hutan. Kegiatan pembudidayaan hutan sebagai lahan yang produktif, sebagai sumber penghasilan, lahan pekerjaan serta sebagai bentuk menjaga kelesatrian alam belum dilakukan saat ini di Kabupaten Mappi.
Kendala–kendala yang dihadapi dalam mengolah dan memanfaatkan sumber daya Mappi antara lain  seperti; memerlukan modal yang besar dalam mengolah potensi alam di Mappi. Akses yang sulit untuk menjangkau daerah–daerah yang terdapat potensi alam tersebut. Tranportasi  laut, darat, dan udara yang belum mendukung pengolahan dan pemanfaatkan  sumber daya alam Mappi juga menjadi kendala dalam mengembangkan dan meningkatkan potensi alam Mappi.
Pengetahuan dan pemahaman masyarakat Mappi  yang masih minim dalam mengelola dan memanfaatkan  sumber daya alam, menyebabkan potensi tersebut belum dikelola sebagai pemenuhan kebutuhan sehari –hari. Realitas yang terjadi ini, terlihat dari mata pencaharian penduduk yang masih bergantung pada alam. Saat ini alam masih menyediakan kebutuhan sehari –hari penduduk. Potensi alam  yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi, namun pemanfaatanya belum dilakukan dengan sebaik – baiknya. Bentuk investasi yang dikembagkan dalam bentuk pembudidayaan potensi alam  sebagai penghasilan yang tetap bagi masyarkat Mappi belum dapat dilakukan.

C.    Strategi Pemanfaatan dan pengolahan potensi Alam Mappi
Usaha dan upaya memberikan pengetahuan kepada masyarkat agar mampu mengelola potensi alam. Beberapa strategi yang dapat dilakukan dalam memafaatkan potensi alam non kayu  menjadi komoditi hutan sebagai lahan produktif  bagi masyakat dalam meningkatkan ekonominya,  sebagai berikut:
1.      Sosialisasi  pemanfaatan potensi-potensi alam Mappi sebagai komoditi dalam peningkatan ekonomi msayarkat Mappi .
2.      Pelatihan pengelolahan dan pemanfaatan potensi alam secara terpadu.
3.      Sosialiasai kewirausahaan bagi masyarkat
4.      Sosialisasi koperasi unit desa ( KUD)
5.      Skema kerjasama antara pengusaha dan masyarakat

Berdasarkan potensi alam yang saat ini belum dapat dikelola sebagai lahan produktif, beberapa pengolahan hutan non kayu yang sesuai dengan potensi alam dan wilayah geografis  Kabupaten Mappi sebagai berikut.
a)    Pengolahan Hutan Berbasis Masyarakat (PHBM)
Gaharu merupakan salah satu tanaman hutan yang memiliki ekonomi tinggi. Pada saat ini keberadaan gaharu semakin langka, karena perburuan gaharu alam tidak hanya memungut dari pohon mati melainkan menebang yang hidup, sehingga semakin mengancam populasi dan kelestarian produksi gaharu.
Pengolahan dan pengusahaan gaharu, maka masyarakat yang mampu mengembangkanya adalah kelompok yang memiliki modal yang kuat. Pengembangan gaharu secara lebih luas perlu dikembangkan suatu skema kerjasama antara pemilik modal dengan masyarkat. Salah satu bentuk kemitraan dengan masyarakat dengan mengembangkan pola PHBM (Pengolahan Hutan Berbasis Masyarakat) sebagai upaya peingkatan pendapatan masyarakat.
PHBM diharapkan menjadi suatu cara yang efektif, karena melibatkan masyarakat sekitar hutan dan para pihak pemangku kepentingan lainnya untuk bekerjasama dan berbagi (ruang, waktu, hak, dan kewajiban) dengan prinsip saling menguntungkan, saling memperkuat, dan saling mendukung.
Berbagai hasil penelitian tentang tanaman penghasil gaharu memberikan hasil yang sangat menggembirakan, karena berbagai jenis tanaman penghasil gaharu dari hutan alam ternyata dapat dibudidayakan dan produksi gaharu dapat direkayasa. Pembudidayaan tanaman penghasil gaharu dapat dilakukan secara monokultur maupun tumpangsari dengan tanaman lainnya. Persyaratan tumbuh serta peme-liharaan tanaman penghasil gaharu relatif tidak terlalu rumit, karena sifat permudaan gaharu yang toleran terhadap cahaya (butuh naungan), penanaman pohon penghasil gaharu sebaiknya dilakukan secara tumpangsari atau berada di bawah naungan tegakan lain seperti karet, sawit, durian (Rizlani & Aswandi, 2009).
Program ini juga dapat dilakukan pada pembudidayaan pohon karet dan pohon damar.

b)   Pelatihan Inokulasi Pohon Gaharu
Berdasarkan penelitian, gubal gaharu diduga dapat terbentuk melalui proses infeksi cendawan yang masuk ke dalam jaringan pohon akibat adanya luka baik yang tidak disengaja (alami) maupun yang disengaja (rekayasa) (Anonim,2010). Gaharu terbentuk jika tanaman terinfeksi berbagai pathogen seperti jamur terutama species
Fusarium spp (Santoso et al., 2006). Upaya dan teknik inokulasi terus dikembangan seperti dengan dengan menyuntikan pathogen ke batang
pohon gaharu yang telah berumur lima tahun atau diameter batang sekitar 15 cm. Beberapa kelompok peneliti telah menghasilkan inokulan untuk memacu terbentuknya gaharu (Muccharomah, 2010, Santoso and Turjaman, 2011).
      Pelatihan ini dimaksudkan agar masyarakat memiliki kemampuan dalam mengolah budidaya gaharu dengan efektif sehingga dapat memprediksi hasil panen. Inokulasi ini bertujuan sebagai rekayasa produksi gaharu. Pelatihan – pelatihan merupakan bentuk upaya kegiatan agar masyarkat memiliki ketrampilan dalam mengolah hutan menjadi sumber daya alam yang mengutungkan serta menjadi sumber pekerjaan yang tetap.
      Usaha sosialisasi dan pelatihan dalam mengola potensi alam Mappi merupakan sebuah keharusan oleh daerah untuk meningkatkan ekonomi rakyat dan pendapatan daerah.

D.    Kendala  pemanfaatan dan pengolahan  potensi alam Mappi.
Kabupaten Mappi memiliki  potensi alam yang memiliki nilai ekonomi tinggi, yang proses pemasaranaya menjadi komoditi eksport dalam meningkatakan devisa negara maupun pendapatan daerah. Sebagai Kabupaten yang terbilang masih sangat belia, sehingga banyak potensi alam yang pengolahanya belum dapat di manfaatkan sebagai usaha menciptakan lahan pekerjaan bagi masyarakat sekitarnya.
Geografis wilayah Mappi yang sebagian besar adalah rawa – rawa merupakan salah satu kendala dan mengolah potensi alam. Dan beberapa kendala lainya antara lain :
1.      Sulitnya akses dalam menjangkau daerah yang memiliki potensi alam.
2.      Minimnya sosialisai pengetahuan dan pelatihan kepada penduduk tentang usaha mengembangkan potensi masyakat.
3.      Masyarakat tidak memiliki kompetensi dalam dalam megolah potensi alam.
4.      Akses laut, udara dan darat yang masih belum mendukung proses distribusi potensi alam  ke luar daerah Mappi.
5.      Investor dari dalam dan luar negeri belum berani menanam modal dalam mengekploitasi potensi alam Mappi.



E.     Sumber Daya Manusia Mappi.
Sebuah Daerah akan berkembang dan maju secara otomatis ketika daerah tersebut memiliki sumber daya manusia (SDM) berkompetens dan berkwalitas. Potensi alam yang ada di Kabupaten  Mappi dapat menjadi  komoditi yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi, apabila pengolahan dan pemanfaatannya mengunakan tenaga– tenga yang memiliki keterampilan. Sumber daya manusia yang ada saat ini belum mencukupi kebutuhan daerah dalam memanfaatkan dan mengolah sumber daya alam.
Penduduk yang sebagian besar hanya mengenyam pendidikan sekolah dasar (SD) memiliki pengetahuan yang terbatas. Keterampilan dan pengetahuan dalam megolah alam harus didukung dengan pemahaman akan proses pengolahan dan pemanfaatan alam tersebut. oleh karena itu pengolahan masih dilakukan secara tradisional, dengan alat yang tradisonal dan tidak memperhitungkan akibat kerusakan  yang terjadi pada hutan yang memiliki potensi alam. Potensi alam yang tersedia apabila tidak dikelola denga baik sebagai sumber penghasilan penduduk, maka potensi yang ada akan rusak .
Kemampuan mengolah sumber daya alam masih lemah, oleh karena itu penduduk masih bergantung pada alam, belum dapat mengendalikan alam dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari –hari. Usaha dan upaya sedang dilakukan oleh pemerintah Daerah saat ini  yaitu meningkatkan sumber daya manusia. Potensi alam Mappi dapat dikembangkan menjadi sebuah usaha dan sebagai pemasukan daerah maupun pemerintah pusat apabila pengolahan potensi alam  didukung oleh sumber daya manusia yang mumpuni  dan teknologi yang canggih.




BAB III
PENUTUP
1.      KESIMPULAN
a)      Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang berasal dari alam dan memiliki nilai, baik yang berasal dari dalam tanah, diatas tanah, dan di udara yang  penggunaanya dapat memberi manfaat bagi manusia.
b)      Kabupaten Mappi memiliki potensi alam yang belum dikembangkan antara lain Gaharu, Karet, Damar, sarang semut, dan Angrek.
c)      Kendala dalam usaha pengolahan dan pemanfaatan potensi alam Mappi seperti Pengusaha harus memiliki modal yang kuat, akses yang sulit baik  darat, laut, maupun udara dalam mendukung pemasaran keluar daerah.
d)     Gaharu, damar, karet, sarang semut dan anggrek adalah potesi alam kabupaten Mappi yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
e)      Sumber Daya Manusia Mappi saat ini masih belum dapat mengolah potensi alam, oleh karena itu potensi alam Mappi belum dapat dikelola dan dimanfaatkan dengan efektif dan efesian sebagai komoditi yang meningkatkan ekonomi penduduk.
2.      SARAN
a)      Pemerintah Daerah dan pihak terkait dapat membuat program sosialisasi, pendidikan dan pelatihan budidaya potensi alam   kepada masayarakat Mappi.
b)      Potensi alam yang ada di Mappi dapat dikelola dan dimanfaatkan sebagai sumber penghasilan dan lahan pekerjaan penduduk.
c)      Pemerintah Daerah dan pihak terkait dapat mendatangkan investor sehingga hasil alam yang dikelola masyarakat dapat disalurkan dengan hasil yang saling mengutungkan.
DAFTAR PUSTAKA

Suharti, Sri .2009. Prosepek pengusahaan Gaharu melalui Pola Pengelolaan Berbasis Masyarakat (PHBM).Jurnal. info hutan vol.VII No.2:141-154,2010

Dudi Iskandar, Ahmad Suhendra.2012. Uji Inokulasi fusarium sp untuk Produksi Gaharu pada Budidaya a. beccariana. Vol. 14, No. 3, Desember 2012 Hlm.182-188

Chairil Anwar. 2001. Manajemen dan Teknologi  Budidaya karet. Medan.jurnal Pusat Penelitian Karet P.O. Box 1415, Medan 2001

Bogor agricultural  Univercity.budidaya Damar (repong).IPB

Http;//glommymondayy.blog.spot.co.id/2014/01/pengertian sumber daya alam menurut 7.html?m=1

Aditya Hani, Tri Sulistyati Widyaningsih1, & Ratna Uli Damayanti.
Jurnal Ilmu Kehutanan. potensi dan pengembangan jenis-jenis tanaman anggrek dan obat-obatan di jalur wisata loop-trail cikaniki-citalahab taman nasionalgunung halimun-salak.Volume 8 No. 1 - Januari-Maret 2014



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mappi kota sejuta Rawa