POTENSI ALAM KABUPATEN MAPPI, PAPUA
POTENSI ALAM KABUPATEN MAPPI
Oleh
: Albert Christianus Takjemu
KATA PENGANTAR
Puji
Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan Rahmat dan Kasih karunia-Nya,
saya dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang sederhana ini dengan baik. Makalah ini dibuat agar pembaca
dapat mengetahui potensi – potensi alam yang ada di Kabupaten Mappi. Makalah
ini menguraikan tentang beberapa potensi alam Mappi yang dapat dimanfaatkan dan
dikelola sebagai komoditi yang bernilai ekonomis bagi penduduk di sekitarnya.
Penyusun menyadari masih banyak sekali
kekurangan dalam menyusun makalah ini,
maklum penyusun masih dalam tahap belajar
penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
B. Rumusan
masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Potensi
alam yang ada di Kabupaten Mappi.
B. Potret
pengolahan potensi alam Mappi saat ini.
C. Strategi
Pemanfaatan dan pengolahan Potensi Alam Mappi.
D. Kendala
pemanfaatan dan pengolahan potensi alam
Mappi.
E. Sumber
Daya Manusia Mappi.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
dan saran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Papua merupakan Provinsi yang berada
dibagian timur Nusantara. Sebagian besar wilayah Papua adalah hutan hujan tropis
yang sangat sulit untuk ditembus.
Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah,
sebagian besar belum mampu dikelolah oleh manusia Papua. Kendala dalam
mengelolah alam disebabkan oleh Potensi Sumber Daya Manusia (SDM) yang masih
lemah. Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah daerah dalam meningkatkan
sumber daya manusia, agar kekayaan alam yang ada di Papua dapat dikelola
sebagai sumber ekonomi yang signifikan bagi masyarakat Papua.
Sumber daya alam yang sangat melimpah,
yang berada diatas tanah, di dalam tanah dan didalam air serta berbagai hewan
yang hidup dengan pesat di Papua, oleh
karena itu Papua di juluki sebagai Surga
kecil yang jatuh ke bumi. Penduduk setempat dalam mencari kebutuhan hidup saat
ini belum mengalami kesulitan, karena
alam masih menyediakan makanan untuk kebutuhan sehari-hari. Mata pencaharian
penduduk Papua pada umumnya adalah berhutan (beburu dan meramu).Perkembangan
Ilmu Pengetahuan dan teknologi yang berkembang dengan pesat, diharapkan mampu
membantu masyarakat Papua dalam mengolah kekayaan alamnya. Akses yang sangat
sulit serta biaya yang cukup mahal, merupakan salah satu kendala sehingga
banyak potensi di Papua belum dapat di manfaatkan.
Geografis wilayah Papua terbagi menjadi
beberapa bagian yaitu dataran tinggi dan
pegunungan, gunung -gunung serta dataran rendah yaitu rawa –rawa. Papua bagian
selatan geografis wilayahnya berbentuk
dataran rendah. Papua bagian selatan memiliki empat Kabupaten yaitu; Kabuten
Merauke, Kabupaten Boven Digoel, Kabupaten Asmat dan Kabupaten Mappi. Kabupaten
Mappi merupakan Kabupaten pemekaran dari Kabupaten Merauke.
Kabupaten Mappi di secara resmi menjadi
Kabupaten pada tahun 2002. Kabupaten Mappi memiliki luas wilayah mencapai 28.
518 Km2, terletak di antara 06º.28′ - 56º4′ LS dan 139º.2′ - 11º0′
BT. Terbagi menjadi 15 Distrik, 136 kampung, dengan batas – batas sebagai
berikut yaitu: sebelah utara berbatasan
dengan Kabupaten Asmat, sebelah
timur berbatasan dengan Kabupaten
Merauke, sebelah barat berbatasan dengan
Kabupaten asmat dan laut Arafuru dan
sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Boven Digoel.
Berdasarkan geografis wilayah, Kabupaten
Mappi sebagian besar berbentuk rawa – rawa. Kabupaten Mappi yang berkedudukan
di Kepi, kota ini di juluki sebagai kota sejuta rawa, karena daratan yang satu
dengan yang lain di pisahkan oleh rawa yang luas. Transportasi yang digunakan
penduduk dalam melakukan aktifitas sehari – hari untuk menjangkau desa yang
satu dengan yang lain, mengunakan kole –
kole (perahu yang terbuat dari pohon).Potensi alam Kabupaten Mappi yang
melimpah dan masih utuh, baik yang
berada dialam tanah, diatas tanah maupun di dalam air belum dapat di manfaatkan
dan di kelola menjadi potensi alam yang produktif bagi masyarkat sekitarnya.
Potensi alam seperti Pohon gaharu, pohon karet, anggrek berbagai jenis,
Sarang semut (Myrmecodia) dan masih banyak lainya adalah potensi alam yang berada
diatas tanah, dan tumbuh subur. Geografis wilayah yang unik, karena sebagian
daratannya berbentuk pasir putih, pulau – pulau kecil diantara luasnya rawa.
Kekayaan potensi alam yang ada masih utuh menunggu untuk dapat dikelola sebagai
sumber ekonomi masyarakat Mappi.
B. Rumusan masalah
1. Apa
saja potensi – potensi alam yang ada di
Kabupaten Mappi?.
2. Bagaimana
mengolah potensi alam yang ada di Kabupaten Mappi?.
3. Apa
kendala dalam memanfaatkan potensi di Kabupaten Mappi?.
4. Bagaimana
Sumber Daya Manusia Mappi?.
C. Manfaat dan Tujuan penulisan
1. Mengetahui
potensi – potensi alam di Kabupaten Mappi.
2. Mengetahui
pengolahan dan pemanfaatan alam Mappi saat ini.
3. Mengetahui
cara memanfaatkan potensi alam Mappi.
4. Mengetahui
kendala pengolahan potensi alam Mappi.
5. Mengetahui
Sumber Daya Manusia Kabupaten Mappi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Potensi Alam Kabupaten Mappi
1. Pengertian sumber daya alam menurut
para Ahli
Sumber
daya alam (SDA) adalah segala sesuatu yang berasal dari alam yang dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, Yang tergolong di dalamnya
tidak hanya komponen biotik, seperti hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme,
tetapi juga komponen abiotik, seperti minyak bumi, gas alam, berbagai jenis
logam, air, dan tanah( Barow.M: 2010). Menurut Surya Negara (1977), sumber daya
alam adalah adalah unsur – unsur alam, baik fisik maupun hayati yang diperlukan
manusia dalam memenuhi kebutuhanya guna meningkatkan kesejahteraan hidup.
Sumber daya alam adalah lingkungan dan bahan – bahan mentah yang dapat digunkan
untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dan mensejahterakaanya.( Israd dalam
soerya negara:1977)
Berdasarkan
beberapa penyataan para ahli tentang sumberdaya alam maka dapat disimpulkan
bahwa Sumber Daya Alam (SDA) adalah sumber daya alam adalah segala sesuatu yang
berasal dari alam dan memiliki nilai baik yang berasal dari dalam tanah, diatas
tanah, dan di udara, serta penggunaanya
dapat memberi manfaat bagi manusia.
2.
Sumber
Daya Alam Mappi
Kabupaten
Mappi dengan wilayah yang sebagaian besar rawa – rawa memiliki potensi alam
yang melimpah seperti: Kayu Gaharu, pohon karet, kayu damar, sarang semut,
angrek berbagai jenis, serta rawa yang luas yang terdapat berbagai jenis ikan
seperti gurame dan lain – lain.
Potensi
alam yang tersedia, dimanfaatkan masyarakat sekitar dalam memenuhi kebutuhan
keseharian. Potensi alam yang berada di Mappi dalam pemanfaatan dan pengolahan
belum menjadi sebuah komoditi yang menghasilkan bagi masyarkat setempat;
potensi alam Mappi yang memiliki nilai komoditi ekonomi bagi masyarkat dan
Daerah antara lain :
1) Kayu
Gaharu
Gaharu yang merupakan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)
yang mempunyai nilai ekonomis tinggi untuk bahan industri parfum, dupa dan
obat-obatan. Gaharu dihasilkan oleh pohon-pohon terinfeksi yang tumbuh di hutan
tropika dan memiliki marga Aquilaria,
Gyrinops dan Gonystilus yang keseluruhannya termasuk dalam famili Thymelaeaceae (Heyne, 1987). Marga Aquilaria terdiri dari 15 spesies, tersebar di daerah tropis Asia.
Enam diantaranya ditemukan dan telah banyak dikenal masyarakat Indonesia yaitu A.malaccensis, A. microcarpa, A. hirta, A.beccariana, A. cumingiana dan A. Filarial.Aquilaria malaccensis di
Indonesia, ditemukan terutama di Bangka, Jambi, Riau, Sumatera Selatan,
Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua (Sitepu et.al, 2011).
Gaharu adalah kayu berwarna kehitaman dan mengandung
resin khas yang dihasilkan oleh sejumlah spesies pohon dari marga/genus Aquilaria, terutama A. malaccensis. Resin ini digunakan
dalam industri wangi-wangian karena berbau harum (Wikipedia). Kabupaten Mappi
memiliki hutan yang luas dan ditumbuhi oleh pohon gaharu yang memiliki nilai
ekonomi yang tinggi. Saat ini keberadaan kayu gaharu semakin langka karena di
buru, dari kayu dan akar yang sudah mati, bahkan sampai menebang pohon yang
masih hidup. Kegiatan perburuan kayu gaharu tersebut tidak dibarengi dengan
penenaman kembali oleh masyarakat sebagai bentuk investasi lahan gaharu masa
depan.
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi
industri serta adanya perubahan paradigma dunia pengobatan untuk kembali memanfaatkan
tumbuhan alami (back to nature),
produk gaharu saat ini dibutuhkan selain sebagai bahan industri wewangian (parfum) dan kosmetika juga dibutuhkan
sebagai bahan obat herbal untuk pengobatan stress, radang ginjal, lambung,
liver, tumor, kanker, dan lain lain (Sumarna, 2002).
Saat ini masyarakat Mappi mengalami kesulitan dalam
mendapatkan kayu gaharu. Alat pencarian yang sederhana dengan mengunakan besi
yang didesain sebagai alat pelacak kayu gaharu. Kegiatan ini dilakukan dari
hutan yang satu ke hutan yang lain, namun untuk mendapatkan kayu gaharu sudah
sangat sulit. Pengetahuan kegunaan kayu garahu sebagai bahan dasar dari
berbagai produk kesehatan dan lainya
baik untuk industri maupun untuk kebutuhan manusia, belum di ketahui
oleh masyarakat Mappi secara luas. Minimnya
pengetahuan dan sosilalisai akan pemanfaatan potensi alam seperti
gaharu, yang menyebabkan kegiatan mengolah
dan memanfaatkan lahan yang ada, gaharu belum dapat dilakukan oleh
masyarkat, dalam menciptakan hutan produktif serta memberi kontribusi dalam
peningkatan ekonomi.
2) Sarang semut (Myrmecodia)
Sarang Semut adalah istilah untuk menyebut genus myrmecodia, suatu genus tanaman mirmekofita epifit yang berasal dari
Asia Tenggara dan kepulauan besar yang terbentang sampai Queensland, Australia.
Istilah Myrmecodia berasal dari
bahasa Yunani myrmekodes yang berarti
"mirip semut" atau "dikerumuni semut". Sarang semut
tumbuh pada dahan atau batang tumbuhan dan banyak ditemukan didaerah papua. Di
alam, akar umbi Sarang Semut biasanya terjuntai pada cabang-cabang tanaman
tanpa jumlah substrat yang signifikan, sehingga bergantung kepada proses
simbiosis untuk kebutuhan nutrisinya.
Bagian dalam batang sarang semut berbentuk rongga
bersekat-sekat,menyerupai labirin dan biasa dijadikan tempat tinggal koloni
semut. Koloni semut yang tinggal di dalam rongga batang spesies Myrmecodia pendans adalah Iridomyrmex cordatus. Keunikan sarang
semut terletak pada interaksi semut yang bersarang pada umbi yang terdapat
lorong-lorong di dalamnya. Kestabilan suhu didalamnya membuat koloni semut
betah berlama-lama bersarang di dalam tanaman ini. Dalam jangka waktu yang lama
terjadilah reaksi kimia secara alami antara senyawa yang dikeluarkan semut
dengan zat yang terkandung di dalam buah sarang semut. Akar sarang semut tidak
berfungsi sebagai penyerap unsur hara, hanya sebagai pengikat terhadap pohon
inangnya. Sarang semut mengandung flavonoid, tanin, antioksidan tokoferol
(vitamin E) dan beberapa mineral penting untuk tubuh seperti kalsium, natrium,
kalium, seng, besi, fosfor dan magnesium. Flavonoid merupakan antioksidan alam
yang mampu bertindak sebagai pereduksi radikal hidroksil, superoksida dan
radikal peroksil (Harun dan Syari 2002 dalam Nurjaman, 2015).
Tanaman ini menghantarkan sari makanan dan air
melalui bongkot coklat keabu-abuan yang mengembang dan ditumbuhi duri-duri.
Batangnya yang tebal dan tidak bercabang terbungkus oleh klipeoli dan alveoli
yang juga mengandung duri dan dipenuhi oleh daun-daun kecil. Tanaman ini tumbuh
sumbur pada pohon di pigir – pinggir sungai yang ada di Mappi yang sampai saat
ini belum di manfaatkan dan dikelola oleh masyarkat.
3) Pohon
Karet
Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu
memberikan kontribusi didalam upaya peningkatan ekonomi rakyat dan devisa Negara. Karet (termasuk karet alam) merupakan kebutuhan
yang vital bagi kehidupan manusia sehari-hari, hal ini terkait dengan mobilitas
manusia dan barang yang memerlukan komponen yang terbuat dari karet seperti ban
kendaraan, conveyor belt, sabuk
transmisi, dock fender, sepatu dan
sandal karet (Chairil anwar : 2001).
Karet mempunyai arti penting dalam aspek kehidupan
sosial ekonomi masyarakat antara lain sebagai komoditi devisa, sebagai lapangan
pekerjaan, dan sumber penghasilan
ekonomi petani karet. Kabupaten Mappi memiliki hutan yang banyak ditumbuhi oleh
pohon karet, namun hutan itu belum mampu di bentuk dan direkayasa dengan
melakukan pengolahan dan pemanfaatnyan
sehingga menjadi sumber penghasilan penduduk Mappi.
4) Kayu
Damar
Damar
adalah salah satu jenis getah yang didapatkan dari jenis pohon damar. Damar
didapatkan dengan memanen dari getah tanaman damar yang masih segar. Proses
untuk mendapatkan damar seperti proses untuk menyadap getah pada pohon karet.
Damar banyak dimanfaatkan sebagai
bahan baku industri pembuatan vernish, lak, tinta, cat, korek api, plastik,
campuran karet, kotak radio,lilin, bahan isolator, obat-obatan, dan bahan
peledak (de Foresta et al. 2000).
Pohon
damar banyak tumbuh didaratan Kabupaten Mappi,namun pengolahan potensi alam ini
belum di lakukan sebagai hutan non kayu yang menjadi sumber penghasilan dan
kontribusi bagi daerah dan dalam
peningkatan ekonomi penduduk sekitar.
5) Angrek
Potensi
alam yang dapat dikembangkan sebagai tanaman hias adalah anggrek. Kabupaten
Mappi di beberapa wilyahnya tumbuh subur berbagai jenis tanaman anggrek.
Anggrek merupakan tanaman hias yang
mempunyai nilai estetika tinggi. Bentuk dan warna bunga serta karakteristik
lainnya yang unik menjadikan daya tarik tersendiri sehingga banyak diminati
oleh konsumen (Sabran et al., 2003).
Pada
perkembanganya anggrek menjadi tumbuhan yang di gemari dari waktu ke waktu. Upaya yang harus dilakukan dalam
mencegah kerusakan dan kepunahan perlu dilakukan pembudidayaan Anggrek sebagai
usaha yang membantu perkekonomian penduduk.
B.
Potret
Pengolahan dan Pemanfaatan Potensi Alam
Mappi saat ini
Potensi alam Kabupaten Mappi seperti kayu gaharu,
pohon karet, sarang semut (genus
myrmecodia),Damar, Anggrek berbagai jenis, belum di manfaatkan sebagai
komoditas daerah yang memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi. Saat ini
pengolahan dan pemanfaatnya masih belum
dilakukan sebagai kegiatan yang dapat memenuhi kebutuhan ekonomi masyarakat.
Penduduk setempat memanfaatkan potensi alam tersebut apabila ada permintaan
pengusaha dari luar daerah yang datang
ke Mappi.
Keadaan ini membuat penghasilan serta mata pencaharian penduduk yang tidak tetap, karena bergantung pada
pengusaha-pengusaha yang mencari dan mengolah potensi alam di Mappi. Kegiatan
musiman, yang selalu berganti berdasarkan permintaan pengusaha. Sebuah
pertanyaan yang sesuai dengan realitas saat ini yaitu; Apakah sumber daya alam seperti
kayu gaharu, karet, damar, anggrek ataupun sarang semut menjadi barang yang benilai ekonomi ketika di cari
oleh pengusaha?. Sebagai contoh;(a) apabila pengusaha yang datang menginginkan
kayu gaharu, maka hampir sebagian
masyarakat Mappi mencari kayu gaharu di hutan, akan tetapi, jika kebutuhan akan
kayu gaharu terpenuhi, maka masyarakat akan kesulitan dalam mencari pengusaha
lain dalam menjual kayu gaharunya. (b) dan apa bila pengusaha meninginkan karet,
maka sebagian masyarkat Mappi menlakukan kegiatan penyadapan karet, apabila
kebutuhan pengusaha karet telah terpenuhi, masyarkat juga kesulitan dalam
menjual getah karet.
Potensi alam Mappi seperti kayu gaharu, karet, damar, anggrek dan sarang semut belum mendapat perhatian khusus dari Pemerintah dan masyarkat Mappi dalam memenuhi kebutuhan dan meningkatkan ekonomi.Semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat mengakibatkan kelangkaan dan menurunkan jumlah mutu sumber daya alam yang ada.
Potensi alam Mappi saat ini belum sepenuhnya di kelola dan dimanfaatkan sebagai lahan penghasilan yang tetap bagi masyarakat. Hutan yang terdapat banyak potensi seperti Pohon damar, pohon karet, pohon gaharu sebagian sudah rusak akibat penebangan hutan. Kegiatan pembudidayaan hutan sebagai lahan yang produktif, sebagai sumber penghasilan, lahan pekerjaan serta sebagai bentuk menjaga kelesatrian alam belum dilakukan saat ini di Kabupaten Mappi.
Potensi alam Mappi seperti kayu gaharu, karet, damar, anggrek dan sarang semut belum mendapat perhatian khusus dari Pemerintah dan masyarkat Mappi dalam memenuhi kebutuhan dan meningkatkan ekonomi.Semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat mengakibatkan kelangkaan dan menurunkan jumlah mutu sumber daya alam yang ada.
Potensi alam Mappi saat ini belum sepenuhnya di kelola dan dimanfaatkan sebagai lahan penghasilan yang tetap bagi masyarakat. Hutan yang terdapat banyak potensi seperti Pohon damar, pohon karet, pohon gaharu sebagian sudah rusak akibat penebangan hutan. Kegiatan pembudidayaan hutan sebagai lahan yang produktif, sebagai sumber penghasilan, lahan pekerjaan serta sebagai bentuk menjaga kelesatrian alam belum dilakukan saat ini di Kabupaten Mappi.
Kendala–kendala yang dihadapi dalam mengolah dan
memanfaatkan sumber daya Mappi antara lain
seperti; memerlukan modal yang besar dalam mengolah potensi alam di
Mappi. Akses yang sulit untuk menjangkau daerah–daerah yang terdapat potensi
alam tersebut. Tranportasi laut, darat,
dan udara yang belum mendukung pengolahan dan pemanfaatkan sumber daya alam Mappi juga menjadi kendala
dalam mengembangkan dan meningkatkan potensi alam Mappi.
Pengetahuan dan pemahaman masyarakat Mappi yang masih minim dalam mengelola dan
memanfaatkan sumber daya alam,
menyebabkan potensi tersebut belum dikelola sebagai pemenuhan kebutuhan sehari
–hari. Realitas yang terjadi ini, terlihat dari mata pencaharian penduduk yang
masih bergantung pada alam. Saat ini alam masih menyediakan kebutuhan sehari
–hari penduduk. Potensi alam yang
memiliki nilai ekonomi yang tinggi, namun pemanfaatanya belum dilakukan dengan
sebaik – baiknya. Bentuk investasi yang dikembagkan dalam bentuk pembudidayaan
potensi alam sebagai penghasilan yang
tetap bagi masyarkat Mappi belum dapat dilakukan.
C.
Strategi
Pemanfaatan dan pengolahan potensi Alam Mappi
Usaha
dan upaya memberikan pengetahuan kepada masyarkat agar mampu mengelola potensi
alam. Beberapa strategi yang dapat dilakukan dalam memafaatkan potensi alam non
kayu menjadi komoditi hutan sebagai
lahan produktif bagi masyakat dalam
meningkatkan ekonominya, sebagai
berikut:
1.
Sosialisasi pemanfaatan potensi-potensi alam Mappi sebagai
komoditi dalam peningkatan ekonomi msayarkat Mappi .
2.
Pelatihan pengelolahan dan pemanfaatan potensi
alam secara terpadu.
3.
Sosialiasai kewirausahaan bagi masyarkat
4.
Sosialisasi koperasi unit desa ( KUD)
5.
Skema kerjasama antara pengusaha dan masyarakat
Berdasarkan potensi alam yang saat ini belum dapat
dikelola sebagai lahan produktif, beberapa pengolahan hutan non kayu yang
sesuai dengan potensi alam dan wilayah geografis Kabupaten Mappi sebagai berikut.
a)
Pengolahan Hutan Berbasis Masyarakat (PHBM)
Gaharu
merupakan salah satu tanaman hutan yang memiliki ekonomi tinggi. Pada saat ini
keberadaan gaharu semakin langka, karena perburuan gaharu alam tidak hanya
memungut dari pohon mati melainkan menebang yang hidup, sehingga semakin
mengancam populasi dan kelestarian produksi gaharu.
Pengolahan
dan pengusahaan gaharu, maka masyarakat yang mampu mengembangkanya adalah
kelompok yang memiliki modal yang kuat. Pengembangan gaharu secara lebih luas
perlu dikembangkan suatu skema kerjasama antara pemilik modal dengan masyarkat.
Salah satu bentuk kemitraan dengan masyarakat dengan mengembangkan pola PHBM
(Pengolahan Hutan Berbasis Masyarakat) sebagai upaya peingkatan pendapatan
masyarakat.
PHBM
diharapkan menjadi suatu cara yang efektif, karena melibatkan masyarakat
sekitar hutan dan para pihak pemangku kepentingan lainnya untuk bekerjasama dan
berbagi (ruang, waktu, hak, dan kewajiban) dengan prinsip saling menguntungkan,
saling memperkuat, dan saling mendukung.
Berbagai
hasil penelitian tentang tanaman penghasil gaharu memberikan hasil yang sangat
menggembirakan, karena berbagai jenis tanaman penghasil gaharu dari hutan alam
ternyata dapat dibudidayakan dan produksi gaharu dapat direkayasa.
Pembudidayaan tanaman penghasil gaharu dapat dilakukan secara monokultur maupun
tumpangsari dengan tanaman lainnya. Persyaratan tumbuh serta peme-liharaan
tanaman penghasil gaharu relatif tidak terlalu rumit, karena sifat permudaan
gaharu yang toleran terhadap cahaya (butuh naungan), penanaman pohon penghasil
gaharu sebaiknya dilakukan secara tumpangsari atau berada di bawah naungan
tegakan lain seperti karet, sawit, durian (Rizlani & Aswandi, 2009).
Program
ini juga dapat dilakukan pada pembudidayaan pohon karet dan pohon damar.
b) Pelatihan
Inokulasi Pohon Gaharu
Berdasarkan
penelitian, gubal gaharu diduga dapat terbentuk melalui proses infeksi cendawan
yang masuk ke dalam jaringan pohon akibat adanya luka baik yang tidak disengaja
(alami) maupun yang disengaja (rekayasa) (Anonim,2010). Gaharu terbentuk jika
tanaman terinfeksi berbagai pathogen seperti jamur terutama species
Fusarium spp (Santoso
et al., 2006). Upaya dan teknik inokulasi terus dikembangan seperti dengan
dengan menyuntikan pathogen ke batang
pohon gaharu yang telah
berumur lima tahun atau diameter batang sekitar 15 cm. Beberapa kelompok
peneliti telah menghasilkan inokulan untuk memacu terbentuknya gaharu (Muccharomah,
2010, Santoso and Turjaman, 2011).
Pelatihan ini dimaksudkan agar masyarakat memiliki kemampuan
dalam mengolah budidaya gaharu dengan efektif sehingga dapat memprediksi hasil
panen. Inokulasi ini bertujuan sebagai rekayasa produksi gaharu. Pelatihan –
pelatihan merupakan bentuk upaya kegiatan agar masyarkat memiliki ketrampilan
dalam mengolah hutan menjadi sumber daya alam yang mengutungkan serta menjadi
sumber pekerjaan yang tetap.
Usaha sosialisasi dan pelatihan dalam mengola potensi alam
Mappi merupakan sebuah keharusan oleh daerah untuk meningkatkan ekonomi rakyat
dan pendapatan daerah.
D.
Kendala pemanfaatan dan pengolahan potensi alam Mappi.
Kabupaten Mappi memiliki potensi alam yang memiliki nilai ekonomi
tinggi, yang proses pemasaranaya menjadi komoditi eksport dalam meningkatakan
devisa negara maupun pendapatan daerah. Sebagai Kabupaten yang terbilang masih
sangat belia, sehingga banyak potensi alam yang pengolahanya belum dapat di
manfaatkan sebagai usaha menciptakan lahan pekerjaan bagi masyarakat
sekitarnya.
Geografis wilayah Mappi yang sebagian
besar adalah rawa – rawa merupakan salah satu kendala dan mengolah potensi
alam. Dan beberapa kendala lainya antara lain :
1. Sulitnya
akses dalam menjangkau daerah yang memiliki potensi alam.
2. Minimnya
sosialisai pengetahuan dan pelatihan kepada penduduk tentang usaha
mengembangkan potensi masyakat.
3. Masyarakat
tidak memiliki kompetensi dalam dalam megolah potensi alam.
4. Akses
laut, udara dan darat yang masih belum mendukung proses distribusi potensi
alam ke luar daerah Mappi.
5. Investor
dari dalam dan luar negeri belum berani menanam modal dalam mengekploitasi
potensi alam Mappi.
E.
Sumber
Daya Manusia Mappi.
Sebuah Daerah akan berkembang dan maju
secara otomatis ketika daerah tersebut memiliki sumber daya manusia (SDM) berkompetens
dan berkwalitas. Potensi alam yang ada di Kabupaten Mappi dapat menjadi komoditi yang memiliki nilai ekonomi yang
tinggi, apabila pengolahan dan pemanfaatannya mengunakan tenaga– tenga yang memiliki
keterampilan. Sumber daya manusia yang ada saat ini belum mencukupi kebutuhan
daerah dalam memanfaatkan dan mengolah sumber daya alam.
Penduduk yang sebagian besar hanya
mengenyam pendidikan sekolah dasar (SD) memiliki pengetahuan yang terbatas.
Keterampilan dan pengetahuan dalam megolah alam harus didukung dengan pemahaman
akan proses pengolahan dan pemanfaatan alam tersebut. oleh karena itu
pengolahan masih dilakukan secara tradisional, dengan alat yang tradisonal dan
tidak memperhitungkan akibat kerusakan
yang terjadi pada hutan yang memiliki potensi alam. Potensi alam yang
tersedia apabila tidak dikelola denga baik sebagai sumber penghasilan penduduk,
maka potensi yang ada akan rusak .
Kemampuan mengolah sumber daya alam
masih lemah, oleh karena itu penduduk masih bergantung pada alam, belum dapat
mengendalikan alam dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari –hari. Usaha dan upaya
sedang dilakukan oleh pemerintah Daerah saat ini yaitu meningkatkan sumber daya manusia.
Potensi alam Mappi dapat dikembangkan menjadi sebuah usaha dan sebagai
pemasukan daerah maupun pemerintah pusat apabila pengolahan potensi alam didukung oleh sumber daya manusia yang
mumpuni dan teknologi yang canggih.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
a) Sumber
daya alam adalah segala sesuatu yang berasal dari alam dan memiliki nilai, baik
yang berasal dari dalam tanah, diatas tanah, dan di udara yang penggunaanya dapat memberi manfaat bagi
manusia.
b) Kabupaten
Mappi memiliki potensi alam yang belum dikembangkan antara lain Gaharu, Karet,
Damar, sarang semut, dan Angrek.
c) Kendala
dalam usaha pengolahan dan pemanfaatan potensi alam Mappi seperti Pengusaha
harus memiliki modal yang kuat, akses yang sulit baik darat, laut, maupun udara dalam mendukung
pemasaran keluar daerah.
d) Gaharu,
damar, karet, sarang semut dan anggrek adalah potesi alam kabupaten Mappi yang
memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
e) Sumber
Daya Manusia Mappi saat ini masih belum dapat mengolah potensi alam, oleh
karena itu potensi alam Mappi belum dapat dikelola dan dimanfaatkan dengan
efektif dan efesian sebagai komoditi yang meningkatkan ekonomi penduduk.
2. SARAN
a) Pemerintah
Daerah dan pihak terkait dapat membuat program sosialisasi, pendidikan dan
pelatihan budidaya potensi alam kepada
masayarakat Mappi.
b) Potensi
alam yang ada di Mappi dapat dikelola dan dimanfaatkan sebagai sumber
penghasilan dan lahan pekerjaan penduduk.
c) Pemerintah
Daerah dan pihak terkait dapat mendatangkan investor sehingga hasil alam yang
dikelola masyarakat dapat disalurkan dengan hasil yang saling mengutungkan.
DAFTAR PUSTAKA
Suharti, Sri .2009. Prosepek pengusahaan Gaharu melalui Pola
Pengelolaan Berbasis Masyarakat (PHBM).Jurnal. info hutan vol.VII
No.2:141-154,2010
Dudi Iskandar, Ahmad
Suhendra.2012. Uji
Inokulasi fusarium sp untuk Produksi Gaharu pada Budidaya a. beccariana. Vol.
14, No. 3, Desember 2012 Hlm.182-188
Chairil Anwar. 2001. Manajemen dan Teknologi Budidaya karet. Medan.jurnal Pusat Penelitian Karet
P.O. Box 1415, Medan 2001
Bogor
agricultural Univercity.budidaya Damar
(repong).IPB
Http;//glommymondayy.blog.spot.co.id/2014/01/pengertian
sumber daya alam menurut 7.html?m=1
Aditya Hani, Tri
Sulistyati Widyaningsih1, & Ratna Uli Damayanti.
Jurnal
Ilmu Kehutanan. potensi
dan pengembangan jenis-jenis tanaman anggrek dan obat-obatan di jalur wisata
loop-trail cikaniki-citalahab taman nasionalgunung halimun-salak.Volume 8 No. 1
- Januari-Maret 2014
Komentar
Posting Komentar